Minggu, 11 Juli 2010

Semua karena cinta

Matahari menyinggsing ditengah hiruk pikuknya ibu kota yang telah ramai orang untuk memulai aktivitasnya,terlihat wajah2 segar yang terpancar dari mereka.Seakan kelelahan dihari yang lalu telah terlupakan dan tergantikan dengan hari baru yang siap menyuguhi segala kelelahan lagi.Pekarja kantor,buruh pabrik,hingga anak sekolah terlihat di bagian2 jalan raya.
Tak terlewatkan juga angkutan umum yang riuh dengan sorak para kondekturnya,dengan wajah2 garang mereka berteriak2 mencari penumpang.terlihat juga para pengamen yang tengah mengadang bus untuk tempat menampilkan segala potensi mereka.

Namun tak sama dengan Ali,seorang pemuda kampung yang tengah mencoba merantau di ibukota terlihat lesu disudut kamar kontrakannya.Sorot matanya lemah,bibirnya kering dan wajahnya sangat pucat.Ali adalah salah seorang yang menjadi korban PHK,entah mengapa sejak di PHK Ali nampak murung.Dia jarang keluar rumah,mungkin karena putus asa dengan segala harapannya.padahal ali berencana ingin melamar gadis pujaannya dikampung,tapi entahlah..semua harapannya kandas oleh nasib,gadis pujaannya telah dilamar orang.Dengan uang pesangon yang pas-pasan itu ali mencoba bertahan di ibu kota.

Tapi apa artinya beberapa uang pesangon di ibukota?semua kebutuhan hidup sangatlah mahal,tak ada gali lobang tutup lobang seperti dikampung.Semuanya harus dibayar lunas tuntas,tak peduli siapapun orangnya.karena pedagangpun sama2 membanting tulang untuk makan sehari2.mereka butuh makan!! butuh makan untuk menghimpun modal,minimal tenaga untuk beraktivitas.

Semakin hari persedian uang Ali semakin sedikit,dan pada hari itu ia sudah kehabisan uang,daritadi malam ia belumlah makan!!namun siapa orang yang tahu ada orang kelaparan disebuah kontrakan?tetanggapun acuh.dan bukan saja menahan lapar,ia sebentar lagi akan pergi dari kontrakannya karena tak bisa lagi membayarnya.

Dengan sedikit tenaga Ali mencoba untuk keluar rumah,untuk mencari makan.mau kemanapun ia tak tahu,namunia harus makan saat itu juga.bagaimanapun caranya(rintih ali dalam hati)


*************

Dengan langkah lemah Ali keluar dan bermaksud kesebuah warung untuk hutang makanan,tekadnya bulat,entah apa yang akan terjadi nanti ia tidaklah tahu."Ali!!"terdengar seorang Gadis sebayanya memanggil Ali,namun nampaknya Ia tak mendengar."Ali!!"kali ini gadis itu memanggil seraya berlari menghampiri.Ditepuknya punggung Ali'"hai Al,ini aku Rina,masa kau lupa?Rina teman SMPmu?"Ali tersenyum,namun senyumnya tak lagi mekar seperti dulu waktu ia berteman dengan Rini.

Dulu waktu SMP mereka sangatlah dekat,Rina yang terkenal baik dan ramah itu begitu mengagumi Ali sejak dulu.Wajahnya yang tampan dan sikapnya yang sopan membuat gadis itu tergila2 dengannya,walaupun Ali tak sadar bahwa Rina sangat mengaguminya.Hinnga saat lulus SMP mereka berpisah,dan Rina terpaksa harus ikut dengan orangtuanya di ibukota.yah,,,walaupun tak melanjutkan sekolah.Ibunya yang seorang diri menginginkan Rina untuk membantunya diwarung milik Ibunya.warung yang menjadi tumpuan hidupnya hingga kini.hinnga menjadi seorang gadis yang anggun dan solehah.

Sebenarnya Rina adalah anak yang cerdas,terbukti sejak dulu ia selalu mendapatkan prestasi nomor satu disekolahnya.Rinalah yang dulu selalu memacu Ali untuk terus belajar,hinnga Ali hampir menyaingi Rina.Rina sangat disayang oleh kakek Ali,sedang Ali sendiri adalah yatim piatu sejak kecil.Namun sekarang Ali hanyalah sebatang kara.Kakeknya meninggal setelah beberapa hari pengumuman kelulusan sma.

Senyumnya begitu memudar,pandang matanya kabur.Sehingga tidak begitu jelas ia memandang Rina."Al kau kenapa?"kau nampak pucat Al,pucat sekali!!"ayo Al ikut kerumahku".Digandengnya tangan Ali oleh Rina,"kau kenapa Al?kau sakit?'sambil berjalan menuju rumahnya Rina nampak gusar dengan keaadaan Ali."bicaralah Al?.Jangan kau buatku gelisah seperti ini"."Aku belum makan Rin sejak kemarin,maafkan aku jika merepotkanmu"suaranya lirih tak bergairah.

"Tak usah kau merasa begitu Al,kau bukan orang lain bagiku,nanti kau ceritakan semua padaku"itu rumahku hampir sampai."ma..ma...?dimana?"teriak Rina mencari ibunya yang nampak meninggalkan warungnya."ya nduk,Mama didapur"jawab Ibunya yang nampak keibuan.Rina segera mengajak Ali kebelakang menemui ibunya."loh Ali?apa kabarmu nak?kau nampak lesu nak?"kegelisahan ibu Rina begitu nampak,dulu waktu ibunya dikampung ibu Rina sangat kenal baik dengan Ali,bukan karena keluarga mereka saling kenal.Tapi karna sikap sopan Alilah yang membuat ibu Rina sangat menyayangi Ali.seperti anak sendiri,maklumlah Rina anak tunggal.

"udah Ma,tanyanya nanti saja.Ali sedang capek".Akhirnya ibunya kembali kedepan,Rinapun mengikutinya untuk mengambilkan makanan untuk Ali.Nampaknya Rina begitu ingin menjamu tamu kehormatannya itu.Pujaannya yang tak pernah lekang dari hatinya.Seperti seorang istri melayani suaminya,begitupun Rina terhadap Ali.,,.

***********


Pagi itu sangat cerah,begitupun Ali.Matanya terbuka sedikit seperti seorang bayi yang baru saja membuka matanya untuk dunia.Diulurkannya badannya untuk meregangkan otot2 yang kaku,karena semalaman ia tertidur pulas,padahal tak biasanya Ali tidur begitu lama.Mungkin karena kejadian kemarin yang membuat tubuh Ali begitu sangat lemas,mungkin juga karena perut yang tak terisi makanan itu kaget setelah kembali menyerap makanan.Hal itulah yang membuat ia begitu pulasnya untuk tidur.

"Kau sudah bangun Al?,syukurlah kau nampak segar hari ini".Rina kembali menemukan sorot mata Ali yang dulu pernah dikenalnya dekat,dan Rina tersenyum tipis kepadanya,sembari berjalan keluar kamar.Pada waktu Ali dibawa kerumah Rina,ia tidur dirumah Rina,mengingat keadaanya yang demikian itu.kini ia beranjak dari tempat tidur untuk mencuci mukanya.

"kau ditunggu mama Al diruang tengah",suara dari gadis itu namppak lembut mempersilah kannya.Ali bergegas menuju keruang tengah.rumahnya memang tak sebesar rumah2 dikampung,namun rumah itu cukup untuk sebuah keluarga yang hanya dihuni dua orang itu."kau nampak segar nak?tak seperti kemarin",wanita paruh baya itu nampak keibuan.terlihat dari cara bicaranya yang lembut namun tetap berwibawa."duduk nak,mari kita sarapan pagi.Ini teh yang sudah dibuatkan Rini untukmu".Merekapun menikmati sarapan pagi bersama,nampaknya mereka seperti keluarga seutuhnya.Rina yang duduk disebelah ibunya nampak begitu memperhatikan Ali.

Setelah mereka selesai makan,akhirnya Ali menceritakan apa yang telah terjadi dengannya selama ini.Rina dan ibunya nampak sangat resah menunggu ia menceritakan kejadian yang sebenarbya hingga ia bisa sampai dikota yang sangat keras dan kejam ini.Kota impian yang di impi-impikan kaum urban ini tak lain adalah kota yang penuh keangkuhan,tak banyak keramahan yang ia dapatkan.Sungguh ia tak bisa membayangkan jika tak bertemu dengan gadis yang selalu mengaguminya.

"Setelah lulus SMP aku melanjutkan kesebuah sekolah negeri,padahal aku tak begitu yakin kepada kakek.Kakek sudah pensiun,sedangkan melanjutkan kejenjang SMA bukanlah hal yang mudah.Biayanya tentu mahal,pada waktu SMPpun aku sering nunggak membayar uang bulanan.Belum juga buku-buku yang harus dibeli dengan alasan membantu proses belajar.Aku sunnguh tak yakin dengan pendidikan di negeri ini,padahal sekolahku adalah sekolah negeri.Mungkin mama lebih tahu tentang itu,karena mama membiayai Rina yang tak lain adalah satu sekolah negeri denganku.Aku mengerti betapa tidak adilnya sekolah kami,Rina yang selalu mendapat prestasipun tak pernah mendapatkan penghargaan seperti keringanan beasiswa.Bukankah itu sangat layak untuk siswa yang telah membuktikan prestasi belajarnya dengan sungguh2?,dan sampai akhirnya anak secerdas Rinapun harus rela mengubur impiannya dalam2.Impian yang selalu ia ceritakan kepadaku bu,menjadi guru.ya!!menjadi guru yang bisa mencerdaskan bangsanya yang tengah terpuruk seperti sekarang ini.cita2 itu sangat mulia,tapi sayang negeri yang kaya ini tak begitu memperhatikan calon2 penerus bangsa.Aset bangsa yang takkan ternilai harganya.Dan anak bangsa seperti kami seakan tak pernah mendapatkan perhatian yang dalam,apa karena kita tak bermateri?sehingga rasanya anak2 seperti Rinapun yang berprestasi tak berhak mewujudkan impian yang mulia untuk bangsanya sendiri.Aku tak pernah menyalahklan mama,karena aku tahu pendidikan di negeri kita sangatlah mahal.


Berulang kali aku mengatakan kepada kakek akan kelanjutan sekolahku,tapi kakek bersih keras untuk menyekolahkanku ke SMA.Aku masih ingat kata2 kakek"tak usahlah kau pikirkan masalah biaya,kakekmu ini masih punya simpanan yang cukup untuk tiga tahun menyekolahkanmu,apa jadinya kamu nanti nak kalau tak punya ijasah SMA".Akhirnya aku mengerti akan kemauan kakek untuk tetap melanjutkan sekolah.dan setelah aku masuk sekolah telah aku ketahui bahwa kakek telah menjual sawah satu2nya hanya untuk menyekolahkanku.


Dugaanku tak salah,biaya sekolah akupun sangat mahal dan sama seperti yang aku rasakan seperti waktu SMP.Untunglah kakek sudah mempunyai tabungan yang cukup untuk pendidikanku.Tak sedikit teman2ku yang bernasib seperti Rina,anak2 yang berprestasi itupun harus terpaksa berhenti sekolah hanya karena orang tuanya tak sanggup lagi membiayai pendidikan untuk anaknya yang amat berat itu dirasanya.Hanya untuk orang2 bermaterilah pendidikan itu ada,tak peduli dengan anak bangsa yang sungguh gemilang.Apakah itu gambaran negeri kami?apakah itu penyebab keterpurukan negeri ini?negeri yang sangat disayangkan jika harus mengesampingkan pendidikan untuk anak bangsa seperti kami.oh tuhan,,aku sungguh tak tahu dengan semua ini,aku hanyalah anak bangsa yang tak bisa berbuat banyak untuk bangsaku sendiri!!

Tiga tahun telah berlalu,dan saat hari kelulusan SMAku kakek jatuh sakit.Aku senantiasa menemani kakek,seseorang yang tak mungkin aku lupakan.sejak kecil beliau yang menjagaku,beliaulah yang telah membesarkanku.Entahlah,kakek bilang orangtuaku meninggal karena kecelakaan hebat waktu mereka hendak pergi keluar kota.Kadang aku sangat merindukan sosok orang tua,tapi bagiku itu sudah berlalu dan tak perlu aku sesali.Tapi aku begitu tak rela jika aku harus kehilangan kakek,setiap saat aku menjaga kakek yang tergeletak tak berdaya aku selalu menitikkan air mata.Aku sangat nenyayanginya,hingga indahnya sang mentari takkan sanggup menggantikan senyumnya.

Semua harus aku terima dengan ikhlas,Kakek meninggalkan dunia dan aku untuk selamanya.Mungkin inikah peninggalan kakek yang paling berharga.Pendidikan!!ya,pendidikan yang teramat mahal harganya.Walau terasa sakit hati ini aku harus tetap bangkit walaupun tanpa siapa2.sampai akhirnya aku mendapat panggilan untuk kerja dikota ini setelah beberapa minggu aku mengirim lamaran kerja.akupun pergi keibukota dengan harapan bisa mengubah nasibku.Untuk bisa menjadi iman yang layak untuk istri dengan bekal materi yang cukup.

Setahun sudah aku bekerja disebuah pabrik swasta di ibukota.Impian tinggalah impian,semua menjadi hayal yang tak mungkin aku wujudkan.semua anganku mewarnai hidup surutlah sudah tergilas oleh angkuhnya nasib.Aku kena PHK,semua pegawai baru terkena PHK dengan pesangon yang sangat pas-pasan.sejak saat itu rasanya aku tak mempunyai pilihan di ibukota ini,sedang uang pesangonkupun telah habis.mingkinkah aku akan jadi anak bangsa yang terpinggirkan dan tak diakui negeri ini??"bersambung...


************

0 komentar:

Posting Komentar