Rabu, 26 Oktober 2011

Kenangan


Lelaki tua itu duduk di kursi panjang kayu jati
Bola matanya terbang ke langit
Kerut wajah tak bisa sembunyi, ia tak gagah lagi
Ia merasa waktu begitu cepat menenggelamkan kesenangan

Besok pagi anak-anaknya sekolah
Uang saku mesti ada, paling tidak buat ongkos saja
Tapi uang tak ada, rokok pun ia tak punya
Barang kali ia siap melihat istrinya menangis tanpa air mata

Di dalam ketiga anaknya tidur pulas
Berderet di amben serupa petek
Ia tahu, semangat mereka begitu menggebu
Ah, begitu berat beban hidup. Keluhnya.

Lelaki tua memejamkan mata
Mengenang, menimbang, menyesal…
“Dulu aku tak sesusah ini. Bapak lurah. Hidup cukup.
Ah, anakku. Cepat tumbuh, nak.
Hidup itu keberanian.
Hidup itu kepedihan.
Ya, nak. Aku baru tahu itu.
Dan kau lebih tahu daripada aku.”

0 komentar:

Posting Komentar