Jumat, 18 November 2011

Seandainya Saya Jadi Jurnalis

Oleh Galvan Yudistira


Mahasiswa pertanian, orang pasti berpikir: bergelut dengan ilmu pertanian. Mahasiswa pertanian biasanya sering terjun ke lapang dan berinteraksi dengan petani. Apalagi saya, mahasiswa Agronomi dan Hortikultura IPB, setiap beban sks yang diambil tidak lepas dari teknologi, kebun, tanaman dan petani.Namun, bagaimana jika kita memilih pekerjaan yang tidak sesuai dengan jurusan di kampus?

Setiap mahasiswa di jurusan tertentu, memang akhirnya akan bekerja tidak jauh dari apa yang ia pelajari . Saya sadari, pernyataan awal paragraf kedua ini tidak mutlak, tidak pakem. Ada beberapa teman dari fakultas saya bekerja jauh dari bidang ilmu pertanian yang ditekuninya di masa kuliah. Wartawan, wirausaha, bisnisman, bankir, model, penyair, organisator, event organizer, merupakan salah satu contoh kecil variasi itu. Pertanyaannya, bila pekerjaan tidak sesuai dengan bidang ilmu yang dijalani di masa kuliah, ke mana ilmu yang dipelajari selama 4 tahun?

Ironis memang, apalagi penduduk kita hampir 60% petani. Jika ditelaah lebih lanjut, jumlah mahasiswa tidak mencapai 10% dari jumlah penduduk. Seharusnya, secara logika, banyak sekali lapangan pekerjaan dan self own job bisa diciptakan mahasiswa pertanian. Dan mereka para petani pasti membutuhkan bantuan mahasiswa, terutama untuk diseminasi teknologi yang lagi in di kampus dan dunia sekarang ini. Akan tetapi, setiap orang memiliki cita dan tujuan hidup masing-masing. Tidak ada determinisme buat menggiring seseorang memasuki ranah pekerjaan tertentu.

Jurnalis. Satu kata yang sangat membekas dalam pikiran saya. Tidak hanya karena pekerjaan tersebut akrab dengan ragam realita sosial. Akan tetapi, saya melihat ada cita-cita luhur dalam pekerjaan ini.

Saya menyadari, tidak ada korelasi ilmu pertanian secara signifikan dengan bidang kewartawanan, saya mungkin tidak bisa menjadi good player: pemain handal. Sebab, ranah kurikulum pertanian dan kejurnalistikan memang berbeda. Jurnalis lebih condong ke ranah sosial, sastra dan filsafat. Sedangkan pertanian lebih mengacu pada teknik budidaya tanaman di lapangan. Namun semua tentu berbeda jika kita memiliki effort untuk itu.

Pertanyaan terakhir saya, apakah mahasiswa pertanian bisa menjadi jurnalis yang baik?

0 komentar:

Posting Komentar