Sabtu, 27 November 2010

Cerita Lalu

Aku mengerti kawan, kau dan aku tak terpisahkan
Tapi bukan hati, namun nasib yang mengatakan
Ah, tapi aku tak suka kita menyerah pada nasib
Kau dan aku dulu, bersama mengangkangi nasib kita yang memang malang..

Kita pernah duduk untuk bicara serius
Dengan mata tajam, dengan dahi berkerut
Kita keluhkan cerita hidup yang seirama
Ya, tentang nestapa ataupun cinta

Kadang kita juga mentertawakan kesusahan
Kita tanggalkan kemiskinan sejenak yang melekat
Kita sandarkan kepala pada seonggok bantal
Kemudian kita bercericau tentang mimpi-mimpi..

Tapi sekarang kita jauh, kawan
Mungkin kau sekarang sibuk mencari pekerjaan
Bukankah kau sering ceritakan itu padaku?
Tentang kehidupan, tentang keserakahan, dan keluh kepayahan..

0 komentar:

Posting Komentar