Jumat, 11 November 2011

Kalah


Kamu murung hari ini. Kamu gelisah. Kadang-kadang teman-temanmu bingung, atau bahkan mengumpat karena ulahmu aneh. Kamu seringkali terbang tanpa pamit, tiba-tiba melayang di angkasa. Mereka melihatmu. Tapi kamu juga sering menghilang dalam keramaian, kamu menyendiri di tempat sunyi, rumahmu.

Kamu kalah hari ini. Kemarin menang. Tetapi ini hari bukan kemarin. Sumpah serapah keluar dari bibir burukmu, karunia Tuhan ini selalu kamu gunakan untuk menggunjing. Kamu berkilah, usia masih muda seperti kembang tengah merekah. Kamu hiraukan keseharian, kamu kacaukan lagi bangunan hidupmu. Kamu geragapan, meraba-raba gelisah. Mungkin hari ini kamu juga buta dan tuli.

Kamu tak coba melawan penindasan mereka atas pikiran dan hatimu. Kamu lebih memilih mengalah lalu duduk manis dengan kecamuk tak berujung. Tubuhmu masih bagus, tapi pedalaman hancur-lebur. Nampaknya kamu menikmati kebodohanmu sendiri, menikmati bayang-bayang musuhmu menari mengejek. Kamu tersenyum serupa orang gila. Senyummu yang sungguh rapuh.

Kemarin mereka menggodamu, mengajak, lalu memaksamu mengikuti dunia yang bukan duniamu. Kamu nurut, seolah terpedaya bisikan absurd iblis cantik. Gerak tangan dan kakimu bukan gerakmu dulu. Sorot matamu sayu, tak lagi tajam seperti sembilu. Kamu mengawang tiada batas, kemudian tenggelam tanpa aras.

0 komentar:

Posting Komentar